Tuesday, July 31, 2018

Teori Generasi

Penamaan pada generasi-generasi yang ada dan sebelumnya berawal dari lahirnya teori generasi (generation theory) yang muncul di Amerika. Para pencipta teori menarik kesimpulan berupa penggolongan generasi-generasi yang secara garis besar didasarkan pada tahun kelahirannya. Jika mengacu pada demografi dari generasi-generasi tersebut, ada lima generasi di dunia yang masih eksis.
Yang pertama adalah Baby Boomer Generation yang lahir pada rentang waktu 1946-1954. Dinamakan demikian karena pada rentang waktu tersebut terjadi ledakan kelahiran atau banyaknya kelahiran. Generasi ini dikenal akan sikapnya yang menentang nilai-nilai tradisional. Memiliki sifat yang orientasinya pada misi (mission oriented) dan layanan (service oriented), serta mau bekerja ekstra. Generasi setelahnya adalah Generation Jones yang lahir antara tahun 1955 dan 1965. Dikenal sebagai orang memiliki sifat cemas juga menyenangkan. Cenderung tidak menyukai status quo atau hal yang monoton.
Pasca Baby Boomer dan Jones, muncul tiga generasi lainnya yang punya kekhasan masing-masing, yaitu:

1. Generasi X atau Generation X (kelahiran 1966-1980)

Dipandang sebagai generasi yang mandiri, cerdas, dan kreatif. Kata X pada generasi ini dipopulerkan novel yang berjudul Generation X: Tales for an Accelerated Culture yang ditulis Douglas Coupland. Semangat “Do It Yourself” berperan dalam pembentukan cara pandang dan karakter mereka. Mendapatkan pendidikan tinggi dan sanggup menyelesaikan tugas dengan baik. Namun, generasi ini bisa dibilang golongan bermental konsumerisme (consumer mentality).

2. Generasi Y atau Millenial Generation (kelahiran 1980-2000)

Rasa percaya diri, optimistis, ekspresif, bebas, dan menyukai tantangan tercermin dari generasi ini. Terbuka terhadap hal-hal baru dan selalu ingin tampil beda dari yang lain. Mereka benar-benar menggunakan kreativitasnya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Menyukai suasana kerja yang santai dan mampu mengerjakan beberapa hal secara bersamaan (multitasking). Mereka termasuk peduli terhadap gaya (style) dan cepat beradaptasi dengan teknologi. Sayangnya, generasi ini gampang bosan dan loyalitasnya dalam urusan pekerjaan terbilang kurang.

3. Generasi Z (kelahiran 1995-2012)

Lahir saat penggunaan komputer, internet, dan smartphone sedang marak. Tak heran jika generasi ini begitu akrab dengan penggunaan teknologi digital serta media sosial. Generasi ini memiliki pemikiran yang terbuka (open-minded). Spontan dalam mengungkapkan yang dirasakan dan dipikirkan. Mereka adalah generasi yang paling terhubung, terdidik, dan termutakhir.
Generasi Milenial, yang juga punya nama lain Generasi Y, adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Mereka disebut milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati milenium kedua sejak teori generasi ini diembuskan pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923.
Dalam esai berjudul “The Problem of Generation,” sosiolog Mannheim mengenalkan teorinya tentang generasi. Menurutnya, manusia-manusia di dunia ini akan saling memengaruhi dan membentuk karakter yang sama karena melewati masa sosio-sejarah yang sama. Maksudnya, manusia-manusia zaman Perang Dunia II dan manusia pasca-PD II pasti memiliki karakter yang berbeda, meski saling memengaruhi.
Berdasarkan teori itu, para sosiolog—yang bias Amerika Serikat—membagi manusia menjadi sejumlah generasi: Generasi Era Depresi, Generasi Perang Dunia II, Generasi Pasca-PD II, Generasi Baby BoomerI, Generasi Baby Boomer II, Generasi X, Generasi Y alias Milenial, lalu Generasi Z.
Pembagian ini biasanya berdasarkan rentang tahun kelahiran. Namun, rentang tahun didefinisikan berbeda-beda menurut sejumlah pakar, tapi tak terlalu jauh.
Definisi rentang umur Generasi Z, misalnya. Ia bermacam-macam.
Pada 2012, ketika jurnalis Bruce Horovitz mengenalkan Generasi Z, rentang umur yang digunakan masih belum jelas. Tapi istilah itu mulai sering dipakai usai presentasi dari agen pemasaran Sparks and Honey viral pada 2014. Di sana, rentang umur yang dipakai mendeskripsikan Generasi Z adalah anak-anak yang lahir 1995 hingga 2014.
Badan statistik Kanada menghitung Generasi Z mulai dari anak-anak yang lahir pada 1993 sampai 2011. McCrindle Research Centre di Australia menyebut Generasi Z sebagai orang-orang yang lahir pada 1995 sampai 2009. MTV lain lagi: mendefinisikan generasi itu sebagai orang-orang yang lahir selepas Desember 2000.
Terlepas perbedaan tahun tersebut, mereka semua sepakat kalau Generasi Z adalah orang-orang yang lahir di generasi internet—generasi yang sudah menikmati keajaiban teknologi usai kelahiran internet.
Bagaimana Generasi Z di Indonesia?
Internet hadir di Indonesia pada 1990. Baru pada 1994, Indonet hadir sebagai Penyelenggara Jasa Internet komersial perdana di negeri ini. Jadi, mari kita anggap Generasi Z Indonesia adalah mereka yang lahir pada pertengahan 1990-an sampai medio 2000-an.
Jika Generasi Z pertama adalah mereka yang lahir pada 1995, artinya orang yang paling tua dari Generasi Z Indonesia sudah berumur 21 tahun: mereka sudah beranjak dewasa, sudah ikut pemilu, mencari atau sudah punya pekerjaan, dan hal-hal lain yang bisa memengaruhi ekonomi, politik, dan kehidupan sosial dunia kini.
Pada dekade terakhir, Generasi Z terus diteliti. Dari preferensi politik, ekonomi, hingga gaya hidup. Sebab, di dunia ini, belum pernah ada generasi yang sejak lahir sudah akrab dengan teknologi—seperti mereka, makanya saya sebagai guru fisika yg termasuk generasi X mencoba melakukan pendekatan pembelajaran terhadap peserta didik (generasi Z) dengan pendekatan gelombang ketiga teknologi informasi melalui penyajian lewat blog fisika lima to five semoga bermanfaat

Friday, July 6, 2018

SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SBMPTN)

SBMPTN
SKALU 1975-1978
  1. SKALU 1975: [Matematika]
  2. SKALU 1976: [Matematika]
  3. SKALU 1977: [Matematika]
  4. SKALU 1978: [Matematika]
PROYEK PERINTIS 1979-1983
  1. PROYEK PERINTIS I 1979: [Matematika][Fisika][Kimia]
  2. PROYEK PERINTIS I 1980: [Matematika][Fisika][Kimia][Biologi]
  3. PROYEK PERINTIS I 1981: [MAT DASAR][MAT IPA]
  4. PROYEK PERINTIS I 1982: [MAT DASAR][MAT IPA]
SIPENMARU 1983-1988
  1. SIPENMARU 1983: [MAT DASAR][MAT IPA]
  2. SIPENMARU 1984: [MAT DASAR][MAT IPA]
  3. SIPENMARU 1985: [MAT DASAR][MAT IPA]
  4. SIPENMARU 1986: [MAT DASAR][MAT IPA]
  5. SIPENMARU 1987: [MAT DASAR][MAT IPA]
  6. SIPENMARU 1988: [MAT DASAR][MAT IPA]
UMPTN 1989-2001
  1. UMPTN 1989: [MAT DASAR][MAT IPA]
  2. UMPTN 1990: [MAT DASAR][MAT IPA]
  3. UMPTN 1991: [MAT DASAR][MAT IPA]
  4. UMPTN 1992: [MAT DASAR][MAT IPA]
  5. UMPTN 1993: [MAT DASAR][MAT IPA]
  6. UMPTN 1994: [MAT DASAR][MAT IPA]
  7. UMPTN 1995: [MAT DASAR][MAT IPA]
  8. UMPTN 1996: [MAT DASAR][MAT IPA]
  9. UMPTN 1997: [MAT DASAR][MAT IPA]
  10. UMPTN 1998: [MAT DASAR][MAT IPA]
  11. UMPTN 1999: [MAT DASAR][MAT IPA]
  12. UMPTN 2000: [MAT DASAR][MAT IPA]
  13. UMPTN 2001: [MAT DASAR][MAT IPA]
SPMB 2002-2007
  1. SPMB 2002: [MAT DASAR][MAT IPA]
  2. SPMB 2003: [MAT DASAR][MAT IPA]
  3. SPMB 2004: [MAT DASAR][MAT IPA]
  4. SPMB 2005: [MAT DASAR][MAT IPA]
  5. SPMB 2006: [MAT DASAR][MAT IPA]
  6. SPMB 2007: []
SNMPTN 2008-2012
  1. TAHUN 2008: [matematika dasar 101][matematika dasar 111][matematika dasar 201][matematika dasar 211][matematika dasar 301][matematika dasar 311][saintek 102][saintek 112][saintek 202][saintek 212][saintek 302][saintek 312]
  2. TAHUN 2009: [bidang-studi-dasar-385][bidang-studi-ipa-378][bidang-studi-ips-369][tpa-192]
  3. TAHUN 2010: [bidang-studi-dasar-346][bidang-studi-ipa-526][bidang-studi-ips-730][tpa-942]
  4. TAHUN 2011: [bidang-studi-dasar-198][bidang-studi-ipa-591][bidang-studi-ips-993][tpa-796]
  5. TAHUN 2012: [bidang-studi-dasar-811][bidang-studi-ipa-633][bidang-studi-ips-643][tpa-811]
SBMPTN 2013-SEKARANG
logo sbmptn 2018
logo - sbmptn-2018
  1. TAHUN 2013: [tkdu-121][TKDU 323[tkd-soshum-443][tkd-saintek-131][TKD SAINTEK 233][tpa-111][TPA 313]  
  2. TAHUN 2014: [tkd-soshum-752][TKD SOSHUM 783][tkd-saintek-512][TKD SAINTEK 584][tkpa-612][TKPA 683] 
  3. TAHUN 2015: [tkd-soshum 722][TKD SAINTEK 502][tkd-saintek-522][TKPA 602][tkpa-622
  4. TAHUN 2016: [TKD SOSHUM 424][TKD SOSHUM 447][TKD SAINTEK 225][TKD SAINTEK 249][TKPA 321][TKPA 322]
  5. TAHUN 2017: [TKD SOSHUM 323][TKD SOSHUM 331][TKD SAINTEK 124][TKD SAINTEK 135-][TKPA 226]

Wednesday, April 6, 2016

Pembahasan TO DKI

Pembahasan TO DKI 2016


Buka  link soal diatas lihat pembahasan di bawah ini

Monday, September 28, 2015

Polarisasi Cahaya

Sebagai gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi. Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi (penyerapan), pembiasan (refraksi) ganda dan hamburan.

1. Polarisasi karena refleksi

Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar biasnya membentuk sudut 90o. Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan bidang pantul. Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku  i+ r = 90° atau r = 90° – ip  . Dengan demikian, berlaku pula
Jadi, diperoleh persamaan
Dengan nadalah indeks bias medium tempat cahaya datang n1 adalah medium tempat cahaya terbiaskan, sedangkan ip adalah sudut pantul yang merupakan sudut terpolarisasi. Persamaan di atas merupakan bentuk matematis dari Hukum Brewster.
Gambar 1. Polarisasi karena refleksi
Gambar 1. Polarisasi karena refleksi

2. Polarisasi karena absorbsi selektif

Gambar 2. Skema polarisasi selektif menggunakan filter polaroid. Hanya cahaya dengan orientasi sejajar sumbu polarisasi polaroid yang diteruskan.
Gambar 2. Skema polarisasi selektif menggunakan filter polaroid. Hanya cahaya dengan orientasi sejajar sumbu polarisasi polaroid yang diteruskan.
Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid. Bahan polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi polaroid.
Gambar 3. Dua buah polaroid, polaroid pertama disebut polarisator dan polaroid kedua disebut analisator dengan sumbu transmisi membentuk sudut θ
Gambar 3. Dua buah polaroid, polaroid pertama disebut polarisator dan polaroid kedua disebut analisator dengan sumbu transmisi membentuk sudut θ
Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini cahaya dipolarisasi secara vertikal yaitu hanya komponen medan listrik E yang sejajar sumbu transmisi. Selanjutnya cahaya terpolarisasi menuju analisator. Di analisator, semua komponen E yang tegak lurus sumbu transmisi analisator diserap, hanya komponen E yang sejajar sumbu analisator diteruskan. Sehingga kuat medan listrik yang diteruskan analisator menjadi:
E2 = E cos θ
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator) memiliki intensitasI0, maka cahaya terpolarisasi yang melewati polarisator adalah:
I1 = ½ I0
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan akan keluar dengan intensitas menjadi:
I2 = I1 cos2θ = ½ I0 cos2θ

 3. Polarisasi karena pembiasan ganda

Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar akan sama ke segala arah. Hal ini karena kaca bersifat homogen, indeks biasnya hanya memiliki satu nilai. Namun, pada bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit dan kuarsa, kelajuan cahaya di dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki dua nilai indeks bias (birefringence).
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan mengalami pembiasan dalam dua arah yang berbeda. Sebagian berkas akan memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar biasa), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar istimewa).
Gambar 3.  Skema polarisasi akibat pembiasan ganda.
Gambar 4. Skema polarisasi akibat pembiasan ganda.

4. Polarisasi karena hamburan

Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikel-partikel medium akan menyerap dan memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya oleh partikel-partikel medium ini dikenal sebagai fenomena hamburan.
Pada peristiwa hamburan, cahaya yang panjang gelombangnya lebih pendek cenderung mengalami hamburan dengan intensitas yang besar. Hamburan ini dapat diamati pada warna biru yang ada di langit kita.
Gambar 4. Warna biru langit akibat fenomena polarisasi karena hamburan
Gambar 5. Warna biru langit akibat fenomena polarisasi karena hamburan
Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari telah melalui partikel-partikel udara di atmosfer sehingga mengalami hamburan oleh partikel-partikel di atmosfer itu. Oleh karena cahaya biru memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya merah, maka cahaya itulah yang lebih banyak dihamburkan dan warna itulah yang sampai ke mata kita.
Soal:
  1. Suatu cahaya tak terpolarisasi mengenai polaroid pertama dengan intensitas I0. Tentukan intensitas cahaya yang keluar dari sistem polaroid, yang terdiri dari dua buah polaroid, jika kedua sudut antara kedua sumbu transmisi adalah 30o(kunci jawaban)
  2. Suatu sumber cahaya terang dipandang melalui dua lembar polaroid yang arah sumbu polarisasinya mula-mula sejajar. Jika : a) Melalui sudut berapakah salah satu polaroid harus diputar untuk mengurangi amplitudo getaran medan listrik yang diamati menjadi setengah dari nilainya semula. b) Apakah pengaruh sudut salah satu polaroid terhadap intensitas cahaya yang diteruskan. c) Melalui sudut berapakah salah satu polaroid harus diputar untuk mengurangi intensitas cahaya yang diteruskan menjadi setengah dari nilainya semula.
  3. Suatu berkas cahaya monokromatis tak terpolarisasi dating pada bidang batas udara-kaca dengan indeks bias relative 1,50. Hitung sinus sudut dating yang menghasilkan sinar pantul terpolarisasi linier!
  4. Ketika cahaya dating dari udara ke kaca, sudut polarisasi adalah 57o. berapakah besar sudut polarisasi untuk bidang batas yang sama tetapi cahaya dari kaca ke udara?